DM (DM) adalah suatu jenis penyakit
yang disebabkan menurunnya hormon yang diproduksi oleh kelenjar pankreas
dan mengakibatkan seluruh gula (glukosa)
yang diproduksi tubuh tidak dapat diproses secara sempurna, sehingga kadar
glukosa dalam darah akan meningkat (Utami & Tim Lentera, 2003). Sedangkan
menurut Ronald dan Richard, 2004, DM
adalah suatu kelainan pada metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan kadar
glukosa darah yang tinggi, glikosuria dan setelah beberapa tahun muncul
berbagai penyakit klinis seperti penyakit vaskular aterosklerotik, penyakit
ginjal, neuropati, retinopati dan sebagainya. Disebutkan juga bahwa DM merupakan
penyakit yang ditandai oleh hiperglikemia kronis sehingga mempengaruhi metabolisme
karbohidrat, protein serta lemak (Ramachandran & Snehalatha, 2008).
2. Klasifikasi
DM
Klasifikasi DM diredefinisi pada tahun
1997 oleh suatu komite pakar dari the
American Diabetes Association (Sacher & Richard, 2004).
2.1 Diabetes
Mellitus Tipe 1
DM tipe 1 biasanya terjadi pada
anak-anak dan dikenal dengan sebutan tipe juvenile, pada diabetes tipe ini,
tubuh tidak dapat memproduksi insulin (diunduh pada tanggal 14 Februari 2012
dari http://www.diabetes.org) sehingga terjadi
defisiensi insulin absolut (Sacher & Richard, 2004).
2.2 Diabetes
Mellitus Tipe 2
DM tipe 2 terjadi karena sebagian
kecil sel beta langerhans yang memproduksi insulin dalam pankreas mengalami
kerusakan. Kelompok ini terdiri dari diabetes tidak gemuk (non-obese) dan gemuk
(obese) (Utami & Tim Lentera, 2003). Pada tipe ini insulin yang diproduksi
oleh tubuh sedikit dan terjadi resistensi insulin (diunduh pada tanggal 14
februari 2012 dari http://www.diabetes.org). Mayoritas pasien DM tipe 2 tidak
bergantung pada insulin dan kebanyakan diantara mereka menderita diabetes pada
usia dewasa. Ketoasidosis jarang ditemukan dan jika terlihat keadaan ini
berhubungan dengan stress atau penyakit lain yang menjangkiti pasien DM (Ambady
& Chamukuttan, 2008).
2.3 Diabetes
Mellitus Tipe Lain
Menurut Sacher dan Ronald, 2004,
diabetes yang termasuk tipe ini adalah:
a.
Defek
genetik sel beta.
b.
Defek
genetik kerja insulin.
c.
Penyakit
yang mempengaruhi pankreas eksokrin.
d.
Endokrinopati
(yang melibatkan hormon lain, misalnya GH dan kortisol).
e.
Defek
akibat obat bahan kimia, infeksi, gangguan autoimun.
Sedangkan menurut Utami dan Tim
Lentera, 2003, yang termasuk diabetes dalam tipe ini adalah :
a.
DM
terkait malnutrisi. Disebabkan kekurangan nutrisi atau gizi pada penderita.
b.
DM
yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu. Termasuk kedalam
kelompok ini adalah penyakit pankreas, penyakit hormonal, keadaan yang
disebabkan oleh obat atau zat kimia, gangguan reseptor insulin, dan syndrome genetik
tertentu atau gejala-gejala penyakit keturunan seperti DM.
c.
Toleransi
Glukosa Terganggu (TGT). Terjadi pada kelompok tidak gemuk, gemuk, dan
berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu (Utami & Tim Lentera,
2003). Toleransi glukosa terganggu merupakan tahap terjadinya gangguan pada
regulasi glukosa. Keadaan ini dapat ditemukan bukan hanya dalam kedaan DM
tetapi juga dapat terlihat pada setiap kelainan hiperglikemia dan TGT (Ambady
& Chamukuttan, 2008).
2.4 Diabetes
Mellitus Gestasional (GDM)
Diabetes gestasional merupakan
intoleransi karbohidrat yang mengakibatkan hiperglikemia dengan keparahan yang
beragam dan deteksi pertama kali pada saat hamil. Intoleransi glukosa dapat
mendahului kehamilan tetapi keadaan ini tidak diketahui sebelumnya (Ambady
& Chamukuttan, 2008). Sebagian besar perempuan dengan GDM akan
memperlihatkan pemulihan kadar glukosa menjadi normal setelah persalinan,
tetapi banyak yang tetap beresiko mengidap diabetes pada masa mendatang (Sacher
& Richard, 2004). Meskipun GDM bersifat sementara, bila tidak ditangani
dengan baik dapat membahayakan kesehatan janin maupun sang ibu. Resiko yang
dapat dialami oleh bayi meliputi makrosomia (berat bayi tinggi atau diatas
normal), penyakit jantung bawaan, kelainan system syaraf pusat dan cacat otot
rangka. Peningkatan hormon insulin janin dapat menghambat produksi surfaktan
janin dan mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan. Pada kasus yang parah,
kematian sebelum kelahiran dapat terjadi (http://id.wikipedia.org/wiki/
Diabetes_mellitus
diunduh pada tanggal 14 November 2011).
3. Gejala
Klinis
Gejala DM sangat bervariasi. Umumnya,
gejala yang dirasakan penderita adalah sering buang air kecil terutama pada
malam hari (poliura), sering haus (polidipsia), dan sering lapar (polifagia).
Gejala lain yang sering dirasakan oleh penderita adalah kesemutan dan mati rasa
(baal) yang diakibatkan neuropati, tubuh nenjadi lemah dan mudah merasa lelah,
luka atau bisul yang tak kunjung sembuh meskipun luka hanya timbul karena hal
sepele seperti luka lecet dan ganguan yang paling berat adalah hilangnya
kemampuan berpikir seseorang (Utami & Tim Lentera, 2003).
Sumber:
Ramachandran,
Ambady dan Chamukuttan Snehalatha. (2008). Diabetes Melitus. Dalam Michael J.
Gibney, Margaret, Kearney dan Arat. Gizi
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Sacher,
Ronald A. dan Richard A. McPherson. (2004). Tinjauan
klinis hasil pemeriksaan Laboratorium edisi 11. Alih Bahasa oleh Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari. Jakarta: EGC
Utami,
Prapti dan Tim Lentera. (2003). Tanaman
Obat untuk Mengatasi Diabetes Melitus. Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Wikipedia.
Diabetes Melitus [Internet]. 2011 [cited 2011 November 14]. Available
from: http://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_mellitus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar