Kamis, 26 Mei 2016

Diabetes Mellitus


1.    Definisi
DM (DM) adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan menurunnya hormon yang diproduksi oleh kelenjar pankreas dan  mengakibatkan seluruh gula (glukosa) yang diproduksi tubuh tidak dapat diproses secara sempurna, sehingga kadar glukosa dalam darah akan meningkat (Utami & Tim Lentera, 2003). Sedangkan menurut  Ronald dan Richard, 2004, DM adalah suatu kelainan pada metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang tinggi, glikosuria dan setelah beberapa tahun muncul berbagai penyakit klinis seperti penyakit vaskular aterosklerotik, penyakit ginjal, neuropati, retinopati dan sebagainya. Disebutkan juga bahwa DM merupakan penyakit yang ditandai oleh hiperglikemia kronis sehingga mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein serta lemak (Ramachandran & Snehalatha, 2008).

2.    Klasifikasi DM
Klasifikasi DM diredefinisi pada tahun 1997 oleh suatu komite pakar dari the American Diabetes Association (Sacher & Richard, 2004).

2.1   Diabetes Mellitus Tipe 1
DM tipe 1 biasanya terjadi pada anak-anak dan dikenal dengan sebutan tipe juvenile, pada diabetes tipe ini, tubuh tidak dapat memproduksi insulin (diunduh pada tanggal 14 Februari 2012 dari http://www.diabetes.org) sehingga terjadi defisiensi insulin absolut (Sacher & Richard, 2004).

2.2  Diabetes Mellitus Tipe 2
DM tipe 2 terjadi karena sebagian kecil sel beta langerhans yang memproduksi insulin dalam pankreas mengalami kerusakan. Kelompok ini terdiri dari diabetes tidak gemuk (non-obese) dan gemuk (obese) (Utami & Tim Lentera, 2003). Pada tipe ini insulin yang diproduksi oleh tubuh sedikit dan terjadi resistensi insulin (diunduh pada tanggal 14 februari 2012 dari http://www.diabetes.org). Mayoritas pasien DM tipe 2 tidak bergantung pada insulin dan kebanyakan diantara mereka menderita diabetes pada usia dewasa. Ketoasidosis jarang ditemukan dan jika terlihat keadaan ini berhubungan dengan stress atau penyakit lain yang menjangkiti pasien DM (Ambady & Chamukuttan, 2008).

2.3  Diabetes Mellitus Tipe Lain
Menurut Sacher dan Ronald, 2004, diabetes yang termasuk tipe ini adalah:
a.    Defek genetik sel beta.
b.    Defek genetik kerja insulin.
c.    Penyakit yang mempengaruhi pankreas eksokrin.
d.    Endokrinopati (yang melibatkan hormon lain, misalnya GH dan kortisol).
e.    Defek akibat obat bahan kimia, infeksi, gangguan autoimun.
Sedangkan menurut Utami dan Tim Lentera, 2003, yang termasuk diabetes dalam tipe ini adalah :
a.    DM terkait malnutrisi. Disebabkan kekurangan nutrisi atau gizi pada penderita.
b.    DM yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu. Termasuk kedalam kelompok ini adalah penyakit pankreas, penyakit hormonal, keadaan yang disebabkan oleh obat atau zat kimia, gangguan reseptor insulin, dan syndrome genetik tertentu atau gejala-gejala penyakit keturunan seperti DM.
c.    Toleransi Glukosa Terganggu (TGT). Terjadi pada kelompok tidak gemuk, gemuk, dan berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu (Utami & Tim Lentera, 2003). Toleransi glukosa terganggu merupakan tahap terjadinya gangguan pada regulasi glukosa. Keadaan ini dapat ditemukan bukan hanya dalam kedaan DM tetapi juga dapat terlihat pada setiap kelainan hiperglikemia dan TGT (Ambady & Chamukuttan, 2008).

2.4  Diabetes Mellitus Gestasional (GDM)
Diabetes gestasional merupakan intoleransi karbohidrat yang mengakibatkan hiperglikemia dengan keparahan yang beragam dan deteksi pertama kali pada saat hamil. Intoleransi glukosa dapat mendahului kehamilan tetapi keadaan ini tidak diketahui sebelumnya (Ambady & Chamukuttan, 2008). Sebagian besar perempuan dengan GDM akan memperlihatkan pemulihan kadar glukosa menjadi normal setelah persalinan, tetapi banyak yang tetap beresiko mengidap diabetes pada masa mendatang (Sacher & Richard, 2004). Meskipun GDM bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik dapat membahayakan kesehatan janin maupun sang ibu. Resiko yang dapat dialami oleh bayi meliputi makrosomia (berat bayi tinggi atau diatas normal), penyakit jantung bawaan, kelainan system syaraf pusat dan cacat otot rangka. Peningkatan hormon insulin janin dapat menghambat produksi surfaktan janin dan mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan. Pada kasus yang parah, kematian sebelum kelahiran dapat terjadi (http://id.wikipedia.org/wiki/ Diabetes_mellitus diunduh pada tanggal 14 November 2011).



3.    Gejala Klinis

Gejala DM sangat bervariasi. Umumnya, gejala yang dirasakan penderita adalah sering buang air kecil terutama pada malam hari (poliura), sering haus (polidipsia), dan sering lapar (polifagia). Gejala lain yang sering dirasakan oleh penderita adalah kesemutan dan mati rasa (baal) yang diakibatkan neuropati, tubuh nenjadi lemah dan mudah merasa lelah, luka atau bisul yang tak kunjung sembuh meskipun luka hanya timbul karena hal sepele seperti luka lecet dan ganguan yang paling berat adalah hilangnya kemampuan berpikir seseorang (Utami & Tim Lentera, 2003).

Sumber:
Ramachandran, Ambady dan Chamukuttan Snehalatha. (2008). Diabetes Melitus. Dalam Michael J. Gibney, Margaret, Kearney dan Arat. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Sacher, Ronald A. dan Richard A. McPherson. (2004). Tinjauan klinis hasil pemeriksaan Laboratorium edisi 11. Alih Bahasa oleh Brahm U. Pendit dan Dewi Wulandari. Jakarta: EGC

Utami, Prapti dan Tim Lentera. (2003). Tanaman Obat untuk Mengatasi Diabetes Melitus. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Wikipedia. Diabetes Melitus [Internet]. 2011 [cited 2011 November 14]. Available from: http://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_mellitus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar